WELCOME...

Welcome...

Saturday, July 31, 2010

Konon menilai masalah itu sebagai hadiah

Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin anda pernah mengalami pengalaman buruk yang tak menyenangkan, maka keburukan itu hanya karena anda melihat dari salah satu sudut mata yg berkaitan uang saja.

Bila anda berani menengok ke sisi yang lain, anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda. Anda tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah yang ceria.

Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis dan muka.

Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka mengalir menuju ke laut. Meskipun melalui anak sungai, belokan, kawasan kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di muara, setiap tetes air tahu, suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rumput, sebagian tertampung dalam sumur-sumur atau telaga. Sebagian kembali ke laut. Adakah sesuatu yang sia-sia dari setiap tetes air yang anda temukan?

Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya atau menjauhinya. Bila anda menganggap masalah sebagai halangan, anda mungkin akan
menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat kejayaan di balik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk kesuksesan anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur kesuksesan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, dekapan hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tempat yang tinggi.

Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Beberapa ketika kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tidak berani mengatasi masalah, andatidak akan menjadi seseorang yang sejati.(Interne.com)

Friday, July 30, 2010

Nasrudin dan orang bijak

Pada suatu hari ada tiga orang bijak yang pergi berkeliling negeri untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang mendesak. Sampailah mereka pada suatu hari di desa Nasrudin. Orang-orang desa ini menyodorkan Nasrudin sebagai wakil orang-orang yang bijak di desa tersebut. Nasrudin dipaksa berhadapan dengan tiga orang bijak itu dan di sekeliling mereka berkumpullah orang-orang desa menonton mereka bicara.
Orang bijak pertama bertanya kepada Nasrudin, ”Di mana sebenarnya pusat bumi ini?”


Nasrudin menjawab, ”Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara.”
”Bagaimana bisa saudara buktikan hal itu?” tanya orang bijak pertama tadi.
”Kalau tidak percaya,” jawab Nasrudin, ”Ukur saja sendiri.”
Orang bijak yang pertama diam tak bisa menjawab.
Tiba giliran orang bijak kedua mengajukan pertanyaan. ”Berapa banyak jumlah bintang yang ada di langit?”
Nasrudin menjawab, ”Bintang-bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di keledai saya ini.”

”Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?”
Nasrudin menjawab, ”Nah, kalau tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, dan nanti saudara akan tahu kebenarannya.”
”Itu sih bicara goblok-goblokan,” tanya orang bijak kedua, ”Bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai.”
Nasrudin pun menjawab, ”Nah, kalau saya goblok, kenapa Anda juga mengajukan pertanyaan itu, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit?”
Mendengar jawaban itu, si bijak kedua itu pun tidak bisa melanjutkan.
Sekarang tampillah orang bijak ketiga yang katanya paling bijak di antara mereka. Ia agak terganggu oleh kecerdikan nasrudin dan dengan ketus bertanya, ”Tampaknya saudara tahu banyak mengenai keledai, tapi coba saudara katakan kepada saya berapa jumlah bulu yang ada pada ekor keledai itu.” ”Saya tahu jumlahnya,” jawab Nasrudin, ”Jumlah bulu yang ada pada ekor keledai saya ini sama dengan jumlah rambut di janggut Saudara.”
”Bagaimana Anda bisa membuktikan hal itu?” tanyanya lagi. ”Oh, kalau yang itu sih mudah. Begini, Saudara mencabut selembar bulu dari ekor keledai saya, dan kemudian saya mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah, kalau sama, maka apa yang saya katakan itu benar, tetapi kalau tidak, saya keliru.”
Tentu saja orang bijak yang ketiga itu tidak mau menerima cara menghitung seperti itu. Dan orang-orang desa yang mengelilingi mereka itu semakin yakin Nasrudin adalah yang terbijak di antara keempat orang tersebut.
(buku humor sufi II )

Peti Kuno Nuri Bey

Peti Kuno Nuri Bey
Nuri Bey adalah seorang Albania yang suka termenung dan disegani, yang menikahi wanita berusia jauh lebih muda darinya.
Suatu malam ketika ia pulang ke rumah lebih awal dari biasanya, seorang pelayan yang setia datang padanya dan berkata:
"Istri Tuan berperilaku mencurigakan. Ia berada di kamarnya dengan sebuah peti besar, cukup besar untuk ditempati seorang lelaki; peti itu dulunya milik nenek Tuan. Mestinya peti itu hanya berisi beberapa sulaman kuno. Hamba yakin di dalamnya kini terdapat lebih dari sekadar sulaman. Tetapi nyonya tak akan mengizinkan hamba, pelayanmu yang paling setia, untuk melihat ke dalam peti."
Nuri pergi ke kamar istrinya, dan menemukannya duduk sedih di sebelah peti kuno besar itu.
"Boleh aku menengok isi peti itu?"
"Karena kecurigaan seorang pelayan, atau karena engkau tidak percaya padaku?"
"Bukankah lebih mudah bila engkau membukanya saja tanpa memusingkan alasanku?" timpal Nuri.
"Tidak bisa."
"Apa petinya terkunci?"
"Ya."
"Di mana kuncinya?"
Ia menunjukkan kunci itu, "Usir pelayan itu, dan akan kuberikan kunci ini padamu."
Pelayan itu dipecat. Wanita itu menyerahkan kunci peti lalu keluar kamar dengan pikiran galau.
Nuri Bey berpikir lama. Kemudian, dipanggilnya empat orang tukang kebunnya. Malam itu juga mereka bersama sama mengangkat peti itu tanpa membukanya ke tempat yang jauh, dan menguburnya.
Masalah itu tak pernah diungkit-ungkit lagi.
(Internet.com)

Tuesday, July 27, 2010

Adem idem diem

Mendekati bln puasa,kykny disambut musim hujan..brrrrr..tiris.sedingin,sebeku perasaan diri ini yg sedang gundah..Dengan segala keburaman,kesuraman,dan ketidaktahuan atas segala permsalahan yg tak jua berujung,semuany hamba kembalikan pada Engkau Sang Pemilik raga ini.
Ingn kuakhiri namun tak jua berakhir,ingn ku jalani&menikmatiny namun seperti berjalan dalam gelap.
Apa ada yg suka dgn gelap?knp?pa ya Thomas Alfa Edison menemukan lampu tanpa alasan?? mungkin hanya makhluk kegelapan yg menyukainy..pa salah jika raga ini tdk menyukai gelap???jk raga ini ingn menjauh dr gelap..utk kmd melangkah menuju arah yg terang,dgn satu titik temu.
Rasany blm lama berpisah dgn suasana bln suci..waktu sdh mempertemukanny kembali.Alhamdulillah..mdh-mdhan bln suci tahun ni bs membantu mengantarkanku menuju arah terang.Amin

Saturday, July 24, 2010

kpn ganti fotony??????????

Sejak kapn diriku mengganti foto profil blog pke foto tu y...
foto pernikahan teman yg SMP,SMA yg pertama kali bs q hadiri..kykny saat itu diriku br selesai S1 dan belum ambil profesi,

Aneh,pa blog ini secara otomatis bs ganti foto???
Tak tahulah,tapi pasti akan daku ganti..karena sebenarnya diriku tidak suka foto itu dan benar-benar tidak suka!!Kamu tahu kenapa???karena di foto itu tidak ada diriku...hehehehehehe...(just kidding..!!)
Lht saja nantilah,tp yg pasti ingin q ganti..

bedanya di mana???

Pa beda my friend.......................,
my best friend................................,
dan my boyfriend...................................??????????